Slayer Orange Bukanlah Tujuan Utama Tapi Prosesnya

 Presentase Akhir Tim Diving
Malam yang cerah, Sabtu 2 Mei 2015 pada pukul 23.30 WITA, setelah melalui proses presentase yang bertajuk “Ekspedisi Pendataan Terumbuh Karang dan Biota Laut” akhirnya Tim Ekspedisi Diving Pulau Karampuang dinyatakan lulus oleh pengurus Mapala UMI dalam hal ini adalah koord. Dept. Diklat.

Presentase laporan akhir ini adalah tahapan akhir dari proses eskpedisi tim diving dalam pengambilan Nomor Resgistrasi Anggota penuh (PNRA) dimana setelah ini, melalui poses tersebut akan dikukuhkan sebagai anggota penuh dan mendapatkan slayer orange.



Setelah dikukuhkan tim akan mendapat nomor registrasi anggota penuh dan berhak mengenakan slayer orange, ada kebanggaan tersendiri jika anggota Mapala UMI bisa mendapatkan slayer tersebut. Namun bagi Mapala UMI itu sendiri slayer orange bukanlah tujuan utama melainkan “Prosesnya yang utama”. Dimana dalam proses tersebut ada pembentukan dari Zero to Hero, pembentukan dari Nol menuju anggota Mapala UMI yang berkualitas dalam divisi masing-masing, salah satunya tim diving Karampuang 2014 Mapala UMI Makassar ini.


Tim Diving sementara mengikuti sesi tanya jawab

Tim ekspedisi Diving Pulau Karampuang 2014 ini beranggotakan enam orang, dimana diketuai oleh Mustafid Jibril angkatan GST berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan di Mapala UMI dengan membawa anggota timnya yakni, Ahmad Yani GST, Wahyu Ahmad GST, Risman Yoiyoga GST, kakanda Abdul Kadir LGT, dan kakanda Shalahuddin RBR.

Berikut Kronologis kegiatan Tim Ekspedisi Diving Pulau Karampuang MAPALA UMI Makassar 2014


Rabu, 10 Desember 20


Pukul 20.30 WITA Tim Ekspedisi Diving Pulau Karampung start dari sekretariat Mapala UMI menuju perwakilan/terminal, jarak antara sekret dengan perwakilan/perwaklian cukup dekat hanya sekitar 10 menit kami sudah sampai di ditempat tujuan. Menunggu sekitar 20 menit Bus yang akan kami tumpangi menuju tempat ekspedisi yakni Pulau Karampuang yang bertempat di Kabupaten Mamuju Sul-Bar. Akhirnya siap jalan, jabat tangan yang erat serta doa dari rekan-rekan anggota Mapala UMI  menjadi motivasi untuk tetap semangat dalam pelaksanaan Ekspedisi. Derai hujan menengelamkan suara berisik Bus yang kami tumpangi sehingga membuat tidur kami lebih nyenyak sampai di terminal Mamuju.


Kamis, 11 Desember 2014


Pukul 06.00 WITA Kami sudah sampai di terminal Mamuju, disambut hangat oleh rekan kami yang berdomisili di Mamuju. Kamipun diantar dengan menggunakan mobil menuju salah satu rumah anggota Tim yakni Abdul Kadir, disana kami beristirahat sebelum menuju ke tempat pelaksanaan kegiatan yaitu Pulau Karampuang.Pukul 14.00 WITA Ketua Tim yakni Mustafid Jibril bersama Abdul Kadir menuju sekretariat Kandora Dive guna untuk mengecek alat scuba yang akan kami gunakan dalam pelakasanaan kegiatan tim Diving. Kandora Dive adalah salah satu organisasi selam yang berdomisili di Mamuju, dalam Ekspedisi ini kami dari Tim Diving Pulau Karampuang bekerjasama dengan Kandora Dive dalam peminjaman alat scuba. Selain itu mereka juga memastikan dimana letak kantor Kecematan Mamuju dan kantor Kapolsek Mamuju guna untuk kelancaran penyerahan surat izin jalan.


Surat jalan yang diterbitkan oleh Pengurus Mapala UMI merupakan surat pemberitahuan kepada pemerintah setempat bahwa tim kami akan melakukan penelitian didaerah tersebut, ini juga berkaitan dengan etika olahraga selam poin ketiga yaitu “Ia akan selalu melaporkan kehadirannya pada pejabat setempat dan memberitahukan pada saat akan meniggalkan tempat”.


Jum’at, 12 Desember 2014


Pukul 08.00 WITA kami bersiap-siap untuk mengantar surat jalan dari pengurus Mapala UMI dan audiensi kepihak terkait tentang Pulau Kodingareng. Dari obsevasi sebelumnya kami sudah mengetahui dimana letak kantor Kecamatan Mamuju dan kantor Kapolsek Mamuju, adapun kantor desa pulau Karampuang berdomisili di Pulau Karampuang. Dengan menggunakan motor kami mengelilingi kota Mamuju, kantor-kantor yang akan kami tuju lumayan jauh. Sehingga memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan.

Pukul 11.00 WITA kami beritirahat di sekretariat Kandora Dive setelah  menyerahkan semua surat jalan kepihak terkait, tinggal surat jalan atau pemberitahuan kepada kepala desa pulau Karampuang yang insyaAllah akan kami serahkan setiba di pulau Karampuang. Tidak terasa waktu shalat Jum’at masuk, kebetulan sekretariat kandora dive berdekatan dengan masjid raya kota Mamuju, disana kami melaksanakan shalat Jum’at secara berjama’ah tak lupa kami berdoa agar senantiasa Allah Subhanahu wata’ala meridhai apa yang kami lakukan dan tetap memberikan kami kesehatan dan perlindungan dalam pelaksanaan kegiatan ini.


Dalam sechedule kegiatan seharusnya hari ini pukul 13.00 kami berangkat menuju pulau karangpuang, namun salah satu anggota tim kami baru akan datang nanti malam dari kendari yakni kakanda shalahuddin, mengingat beliau dipindah tugaskan dari pekerjaannnya dari kota Mamuju ke kota Kendari.

Waktu tersebut tidak kami lewatkan begitu saja, kami banyak berdiskusi dengan pengurus Kandora Dive yang sering melakukan penyelaman di pulau Karangpuang, dari keterangan mereka didapatkan tempat terumbu karang yang bagus untuk diteliti yakni sebelah utara pulau karangpuang, juga kami mendapatkan info bahwa dipulau Karangpuang terdapat ikan hiu sehingga mengharuskan kami lebih berhati-hati dalam melakukan penyelaman.


Pukul 20.00 WITA tim Ekspedisi Pulau Karampuang akhirnya lengkap, setelah kakanda Shalahuddin tiba dari Kendari. Waktu tersebut digunakan untuk breafing schedule kegiatan yang akan dilaksanaan besok, selain itu kami juga mendapatkan arahan atau nasehat-nasehat dari senior-senior MAPALA UMI yang kebetulan hadir saat itu.


Sabtu, 13 Desember 2014


.

Personel Tim Diving Pulau Karampuang 2014 berpose bersama

Sesuai dengan hasil breafing sebelumnya pada Pukul 12.00 WITA kami berangkat menuju  Pulau Karampuang melalui dermaga, nampak megah pulau Karampuang dari kejauhan, nampak seperti seekor Buaya rakasasa yang berada ditengah lautan. Jarak tempuh kapal dari dermaga menuju Pulau Karampuang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit perjalanan dimana tepat pukul 12.20 kami sudah tiba di pulau Karampuang.

Setibanya di Pulau Karampuang, Ketua Tim bersama sekertaris tim langsung menuju rumah sekertaris desa untuk menyerahkan surat jalan dan mengabarkan bahwa kami tim diving akan berada di pulau Karampuang selama 7 hari untuk melakukan penilitian dan pendataan biota laut dan terumbuh karang, dari hasil audiensi kami dengan pengemudi kapal yang kami sewa kebetulan rumah Sekdes berada sekitar  2 km dari tempat perencanaan camp yang masih bisa ditempuh dengan jalan kaki, adapun kantor desa berada sangat jauh dari tempat perencanaan camp. Sementara anggota tim yang lain mendirikan tenda di lokasi camp yang sudah ditentukan sebelumnya saat breafing dan sebagian lainnya memasak untuk makan siang.


Tepat pukul 13.30 tenda sudah didirikan dan ketua tim bersama sekertaris sudah kembali dari rumah Sekdes kamipun makan siang kemudian istirahat sejenak persiapan untuk melakukan observasi tempat penelitian dan terumbu karang dan biota laut.

Setelah itirahat kamipun melakukan observasi awal dimulai pada pukul 16.00 dan selesai pada pukul 17.30, anggota tim yang melakukan observasi awal yakni Ahmad Yani, Wahyu Ahmad, shalahuddin, abdul kadir sedangkan Risman Yoiyoga tetap di camp untuk menjaga Camp dan mempersiapkan makan malam.


Anggota Tim Diving melakukan Observasi

Observasi awal ini bertujuan untuk menentukan area pemasangan Transek Line, dari hasil observasi tim memutuskan untuk mengambil titik pengamatan 70º derajat dari tempat camp dimana standar dari area pengamatan berada pada tingkatan populasi dan keanekaragamannya yang baik dari seluruh area observasi.

Tempat pengamatan hasil observasi kami tandai dengan bola apung yang kami ikatkan di karang dan mengapung diatas permukaan laut guna memudahkan untuk kembali ketempat sebelumnya untuk melakukan penelitian dan pendataan terumbu karang dan biota laut.


Pukul 17.30 WITA air laut sudah pasang, ini ditandai dengan masuknya air ke rerimbunan pohon bakau dimana sebelumnya air tidak ada, didaerah tempat camp kami terdapat beberapa hewan seperti Lopster (udang berukuran besar), kepiting, moa, bulu babi yang dapat dilihat langsung tanpa menggunakan alat scuba.

Pukul 20.00 WITA adalah jadwal untuk makan malam, kamipun menyantap makan malam yang dimasak oleh saudara Risman Yoioga, observasi yang dilakukan sore harinya cukup menguras tenaga walaupun hanya menggunakan alat standar snorkling namun bernafas menggunakan mulut pastinya membuat kita cepat kelelahan dibandingkan dengan bernafas menggunakan hidung.

Setelah makan kamipun melanjutkan kegiatan dengan breafing untuk evaluasi kegiatan hari ini dan memantapkan sechedule pengambilan data esok hari. Tepat pukul 22.00 WITA kamipun beristirahat untuk persiapan kegiatan esok hari.


Ahad, 14 Desember 2014

Anggota Tim Diving, berjalan memasuki perkampungan


Pukul 05.00 WITA sebagian tim sudah bangun untuk melaksanakan shalat subuh dan menyiapkan makanan untuk sarapan pagi, agenda pagi ini kami akan melakukan observasi darat atau penerapan materi sosped, hal ini bertujuan untuk mengenali sosial budaya masyarakat yang mendiami pulau Karampuang.


Pukul 09.00 semua anggota tim bersiap untuk keliling pulau karangpuang, pulau yang pada awalnya kami kira kecil tenyata cukup luas, dari hasil audiensi kami dari penduduk yang kami temui bahwa luas Pulau Karampuang kurang lebih 6 Hektar. Metode observasi yang kami gunakan adalah elitasi, wawancara, pengamatan dan penggambaran.

Metode elitasi adalah metode dimana tim seperti pelancong berpura-pura tidak tau apa-apa mempertanyakan kemasyarakat tentang mutu pendidikan, sosial budaya, cara hidup masyarakat, dan persoalan religi masyarakat setempat. Adapun metode wawancara, tim mewawancarai dua orang yang berbeda latar belakang pendidikan, masyarakat yang latar belakang pendidikan diatas SMP dan masyarakat yang latar belakang pendidikan hanya sampai SD.


Ditemukan dari hasil wawancara masyarakat yang latar pendidikannya diatas SMP kecendrungan masyarakatnya intraktif baik dalam penggunaan bahasa Indonesia maupun  respon pertanyaan yang di ajukan cukup baik sehingga jawaban atas pertanyaan dapat dimengerti, adapun hasil wawancara yang latar belakangnya hanya sampai SD atau tidak sekolah sama sekali kecendrungan masyarakat untuk tidak menjawab pertanyaan atau hanya diam dan kalaupun menjawab pertanyaan jawaban  tidak dimengerti atau tidak relevan dengan pertanyaan.

Sedangkan metode pengamatan dan penggambaran dilakukan karena adanya kecendrungan masyarakat menjauhi tim  sehingga tim tidak serta merta melakukan mendekatan pada setiap masyarakat yang ditemui hal ini dilakukan untuk menghindari salahpaham dari masyarakat setemat atau menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


Adapun yang didapatkan dalam pengamatan dan penggambaran dimana dengan melihat struktur rumah penduduk, struktur rumah penduduk dapat menggambarkan status ekonomi masyarakat, kebanyakan rumah yang ditemukan adalah rumah permanen bata tanpa plaster.

Selain itu pula secara keseluruhan masyarakat beragama islam hal ini di buktikan dengan tidak ditemukannya tempat peribadatan kecuali masjid. Kemudian dengan melihat kondisi lingkungn masayarakat  daerah stempat ditemukan faktah bahwa dalam hal pengolahan lahan masyarakat cendrung untuk melakukan perkebunan dengan konsep tanaman sistem jangka pendek (umbi-umbian, pisang) dan tanaman jangka panjang (kelapa, mangga). Ditemukan pula adanya aktifitas masyarakat pada bidang peternakan dimana banyaknya kambing dan ayam berkeliaran dikebun dan pemukiman warga.


Dari segi kesehatan masyarakat setempat senantiasa menjaga kebersihan ini ditandai dengan bersihnya halaman rumah mereka, dilokasi pengamatan yang kami datangi juga terdapat pustu, sumber airnyapun bersih langsung dari PDAM dimana terdapat pipa air yang yang berasal dari kota mamuju. Kebanyakan masyarakat sudah menggunakan bahasa Indonesia namun terkadang masih ada yang mengunakan bahasa daerah setempat yakni bahasa Mamuju.

Masyarakat setempat termasuk senang berolahraga dimana terdapat lapangan sepakbola yang selalu ramai pada soreharinya, tidak hanya dari kalangan anak muda saja yang sering main sepak bola juga banyak dari kalangan orangtua yang ikut meramaikan, selain lapangan sepak bola juga terdapat lapangan volly dimana dari keterangan warga setempat kadang dilakukan pertandingan-pertandingan kalau ada moment seperti 17 Agustus.


Selain bercocok tanam mata pencarian warga adalah dengan berprofesi sebagai nelayan, memang pulau karangpuang masih terjaga keasriannya dimana tidak adanya yang suka melakukan pemboman ikan hal ini disebabkan karena masayarakat setempat masih taat aturan. Output kepada masayarakat setempat kami menjelaskan bahawa trumbu karang dan biota laut masih dalam kondisi bagus untuk itu kami menyarankan agar tetap menjaga kelestarian pulau Karampuang.

Jumlah penduduk pulau karanpuang kurang lebih 800 orang hal ini di buktikan dari data statistik kabupaten mamuju. Seharian kami berkeliling dipulau karangpuang namun ternyata pulau tersebut sangat luas, sumur jodoh yang memilki 3 rasa belum kami temui dari penuturan warga sumur tersebut masih jauh sehingga tepat pukul 12.00 WITA kamipun memutuskan untuk kembali ketempat Camp mengingat jadwal makan siang dan kami harus beristirahat sebelum melakukan observasi di lokasi kedua.


Pukul 15.00 WITA setelah makan siang dan beristirahat kamipun menuju lokasi pendataan tempat kedua, jarak tempuh kurang lebih 45 menit berada dari sebelah utara dengan sudut 179º dari tempat camp,  tujuan observasi di lokasi kedua tidak lain hanya semata-mata untuk mendapatkan terumbu karang dan biota laut yang kemungkinan besar tidak terdapat di lokasi pertama. Dilokasi kedua sangat berbeda dengan lokasi pertama dimana lokasi kedua terdapat patahan yang sangat estrim, sehingga tidak memungkinkan untuk leluasa melakukan observasi ditambah arus gelombang laut yang cukup keras dibandingkan dengan lokasi pertama. Ditempat inilah penyelam pernah menemukan dan mengabadikan video kemunculan ikan Hiu.

Namun titik tersebut termasuk kategori yang sangat bagus untuk pendataan terumbu karang dan biota laut sehingga kami akan tetap melakukan penyelaman didaerah tersebut sesuai dengan kemampuan kami dan liciensi yang kami miliki. Kali ini anggota tim yang melakukan observasi di lokasi kedua adalah Shalahuddin, Abdul Kadir, Risman Yoiyoga, Wahyu Ahmad, Mustafid Jibril, dengan pembagian job 4 orang melakukan observasi dengan melakukan snorkling yakni Abdul Kadir, Risman Yoiyoga, Wahyu Ahmad, Mustafid Jibril dan 1 orang berjaga diatas yakni shalahuddin untuk mengantisipasi jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada anggota tim yang melakukan observasi dilaut.
Observasi kali ini cukup lama dibandingkan observasi sebelumnya, tim kembali kembali ketempat camp pukul 17.45 WITA disambut oleh Ahmad Yani yang mendapat giliran tugas memasak.

Seperti malam sebelumnya pukul 20.00 WITA kami makan malam dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan hari ini dan breafing pemantapan pembagian job dan pendataan turumbu karang dan biota laut esok hari, Pukul 22.00 WITA dipulau tersebut sudah sangat sunyi hanya suara ombak yang sesekali terdengar dan cuacapun kurang bersahabat dengan angin yang kencang tak ada bintang tanda hujan akan turun kamipun tidak melakukan aktivitas yang lain kecuali beristirahat untuk persiapan besok.


Anggota Tim Diving lagi memasang Transek Line


Senin, 15 Desember 2014


Sesuai dengan schedule kegiatan tepat pukul 05.00 WITA semua tim sudah bangun, dikarenakan hari ini kami akan memulai memasang transek line atau melakukan penyelaman. Kurang lebih 2 jam Wahyu Ahmad dan Ahmad Yani menghabiskan waktu dengan aktifitas pengisian tabung, sedangkan Mustafid Jibril dan Risman yoioga memasak untuk sarapan, adapun yang mempersiapakan perlatan selam (set scuba) adalah Abdul Kadir dan shalahuddin, hal ini hasil breafing pembagian job guna kelancaran kegiatan ekspedisi kami, dimana semua anggota tim mengerti akan tugas masing-masing dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas.


Tepat pukul 07.00 WITA kamipun sarapan pagi sebelum beraktifitas, mengingat dalam penyelaman akan menguras banyak tenaga maka dibutuhkan energi yang cukup, setelah sarapan kami beristirahat sejenak untuk membiarkan lambung mencerna makanan terlebih dahulu. Tepat pukul 09.00 semuaa anggota tim berangkat menuju tempat observasi pertama untuk pemasangan transek line dan pedataan terumbu karang dan biota laut, dengan mengunakan perahu yang kami sewa selama 7 hari kami tiba ditempat observasi sebelumya.

Dengan menggunakan peralatan scuba 5 dari anggota tim yakni Shalahuddin, Abdul Kadir, Wahyu Ahmad,  Mustafid melakukan penyelaman untuk pemasangan transek line, adapun Ahmad Yani tetap diatas perahu untuk mengkoordinir pemasangan transek line, pemasangan transek line yang berjarak kurang lebih 200 M dari bibir pantai dan menjurus keluar mengikuti kontur, dimana titik nolnya berada pada kedalaman 3 M dengan panjang transek line 60 m dan lebar 10 meter dan titik akhirnya berada di kedalaman kurang lebih15 meter.Pemasangan transek line memakan waktu 30 menit, karena kondisi fisik tim masih bagus maka kami memutuskan untuk langsung melakukan pendataan terumbu karang dan biota laut namun kali ini yang melakukan penyelaman adalah Risman Yoioga dan Mustafid Jibril sedangkan yang lainnya kembali ke camp untuk bristirahat dan Ahmad Yani memasak untuk makan siang.

Pukul 12.00 WITA Mustafid Jibril dan Risman yoioga kembali ke camp setalah melakukan penyelaman selama 20 menit. Kamipun menggunakan waktu sebaik mungkin untuk makan siang dan beristirahat dikerenakan kami akan melnjutkan penyelaman sore, sesuai hasil breafing yang akan melanjutkan pendataan disore hari adalah Ahmad yani dan Wahyu Ahmad adapun Mustfid Jibril dan Risman Yoioga beristirahat untuk persiapan penyelaman malam, sengaja kami roling untuk keselamatan dan dan menjaga kesehatan anggota tim agar menghindari terjadinya dekompresi pada saat melakukan penyelaman.


Salah satu Anggota tim memberi kode pertanda kondisi stabil

Pukul 16.00 WITA Ahmad Yani bersama rekannya satu tim Wahyu Ahmad kembali melakukan penyelaman untuk pendataan biota laut dan terumbu karang, walaupun baru dua kali melakukan penyelaman namun telah didapatkan begitu banyak terumbu karang yang kami dokumentasikan dengan menggunakan kamera under water hal ini disebabkan karena terumbu karang yang berada di pulau karampung masih terjaga dengan baik dimana tidak adanya masyarakat yang suka melakukan pemboman ikan didaerah tersebut.

Selama 20 menit kami melakukan pendataan dengan menyusuri area teransek line sepanjang 60 meter, setiap meternya yang ditandai dengan pita orange kami dokumentasikan dan kadang juga kami melakukan pendataan dengan cara siksat untuk mendapatkan lebih banyak lagi karang dan biota laut yang berada di area transek line. Jumlah karang yang kami dokumentasikan cukup banyak namun biota laut yang kami dapatkan di area transek line tempat pertama sangat sedikit untuk itu kami harus kembali melakukan pendataan biota laut di tempat kedua yang dijadwalkan besok.

Pukul 20.00 sehabis makan malam timpun kembali akan melakukan pendataan, kali ini yang akan melakukan penyelaman malam adalah Mustafid Jibril  dan Risman Yoiyoga dibantu oleh Ahmad yani yang akan bersiap-siap di atas perahu jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada penyelaman malam.

Anggota Tim melakukan penyelaman malam Dive Night


Dive nigth atau penyelaman malam bertujuan agar tim  mendapatkan data biota laut lebih lebih banyak, dimana pada malam hari akan lebih banyak biota laut yang berkeliaran dilautan, namun penyelaman malam juga harus dilakukan oleh orang yang terlatih dikarenakan dalam penyelaman malam sangat jauh berbeda dengan penyelaman disiang hari dimana tentunya resikonya lebih berbahaya dibandingkan dengan penyelaman disiang hari yang intesitas cahayanya lebih tinggi yang memudahkan pandangan untuk melihat didalam bawah air.

Dalam penyelaman malam ini penyelam dilengkapi dengan senter under water untuk lebih memudahkan penglihatan dalam melakukan pendataan, hanya sekitar 15 menit anggota tim yang melakukan penyelaman sudah muncul dipermukaan dikarenakan oksigen dalam tabung sudah hampir habis.
Sebelum beristirahat sebagaimana rutinitas sebelumnya kami menyempatkan untuk breafing dimana mengevaluasi kegiatan yang dilakukan pada hari ini dan memperjelas kembali  pembagian tugas untuk esok harinya.

Malampun begitu larut tim yang dijadwalkan tidur pukul 22.00 WITA sebagian belum tidur dikarenakan mengalami gangguan-gangguan, tidak sedikit dari kami melihat sesuatu yang ghaib yang lainnya mendengar suara-suara aneh, memang tempat camp kami berdekatan dengan sebuah villah kosong yang sudah lama sekali tak dihuni. Namun kami berprinsip bahwa selama kami tidak mengganggu mereka, mereka tidak akan menganggu kamu dan tentunya kami senantiasa meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala sehingga malam itupun dapat kami lalui dengan baik-baik saja.


Selasa, 16 Desember 2014


Pukul 05.30 kami baru bangun dari tidur dikarenakan kelelahan saat melakukan penyelaman kemarin, kamipun bergegas untuk melakukan pengisian tabung namun kompresor yang kami gunakan untuk pengisian tabung mengalami kerusakan, baling-baling pemutar mesin yang terbuat dari plastik patah dimana sebelumnya memang pernah patah, kamipun menunda penyelaman untuk hari ini dan berinisiatif menyewa tabung dari makassar mengingat kompreroses untuk pengisian tabung yang dimamuju hanya satu yang kini mengalami kerusakan.

Kamipun meminta tolong kepada salah satu rekan kami yang merupakan salah satu anggota penuh Mapala UMI yakni Prayogo yang kebetulan setiap pekannya ia membawa tabung dan peralatan selam dari makassar ke mamuju untuk dipakai dalam pengambilan liciensi di Pulau Karampuang. Sehingga jadwal pelaksanaan ekspedisi akan sedikit terlambat selesai dimana ditargetkan selesai hari jum’at tanggal 19 Desember 2014 namun tabung akan datang pada hari jum’at malam tanggal 19 desember 2014, sehingga bisa dipastikan dalam waktu  4 hari kami tidak bisa melakukan penyelaman.


Anggota Tim Diving, membilas peralatan selam dengan air tawar

Pukul 10.00 WITA kami memutuskan untuk pergi mencuci peralatan selam disalah satu sumur umum yang berjarak kurang lebih 2 km dari tempat camp dengan akses jalan kaki, sumur tersebut merupakan air tawar yang cocok dipakai cuci alat selam yang sudah telah terkontaminasi dengan air laut yang dapat merusak alat selam.

Sambil menunggu peralatan kering sebagian dari tim kami kembali observasi darat untuk lebih mengetahui kultur sosial budaya setempat, kami mengunjungi salah satu dermaga umum yang terletak tidak jauh dari tempat kami mencuci alat, tenyata banyak pendatang yang menjadikan pulau karampuang tempat rekreasi atau hanya sekedar berkunjung, setiap pendatang dikenakan biaya sebesar Rp. 15.000 dan ternyata dermaga tersebt memiliki tempat untuk berekreasi dimana terdapat tempat-tempat untuk berteduh yang sudah tertata dengan baik
.

Ditempat tersebut juga terdapat penjual-penjual atau warung-warung kecil disekitar dermaga tesebut dengan harga barang yang relatif cukup mahal dibandingkan dengan harga barang jualan yang berada didalam pulau karampuang padahal antara penjual disekitar dermaga dengan penjual yang berdomisili didalam pulau karampuang hanya berjarak sekitar 200 m, jadi disarankan jika anda berkunjung di pulau karampuan untuk menyempatkan berjalan-jalan kedalam pulau jika merasa berat dengan harga yang di tawarkan di dekat dermaga.

Didekat dermaga juga terdapat gua yang dimana kami tidak sempat memasukinya. Kami juga sempat berkunjung ke beberapa masjid dimana disekitar daerah tersebut terdapat dua masjid, satu didekat dermaga dan satu berada didekat rumah sekdes yang berajarak kurang lebih 1 km dari tempat Camp. Sekalian kami ingin kembali silahturahmi kepada sekertaris desa namun beliau tidak berada dirumahnya sehingga kami kembali dan menyempatkan shalat dzuhur di masjid.

Pukul 14.00 peralatan yang kami jemur sudah kering dan kamipun membawanya ke tempat camp, ditengah perjalan karena sudah masuk waktu makan siang kamipun menyempatkan singgah makan disalah satu warung untuk makan siang, pemilik warung sangat ramah dimana nantinya kami sering berkunjung kewarung tersebut. Sekitar 2 jam perjalanan dengan membawa beban yang berat berupa 6 set alat selam kami tiba di tempat camp pada pukul 16.00 WITA dan langsung beristirahat.


Semua HP dan Kamera sudah lowbet, Sesangkan HP adalah alat komunikasi tim kami dengan departemen SAR Mapala UMI dimana setiap malamnya dan setiap melakukan aktifitas kami megabarkan kondisi tim ke No.HP koord. Departemen SAR melalui via sms, sehingga malam itu kami memtuskan untuk mengecas HP dan kamera disalah satu rumah warga dan rumah yang kami tuju adalah warung tempat makan tadi siang.

Alhamdulillah kami diterima baik dirumah tersebut dan dipersilahkan untuk mengecas namun hanya sampai jam 10 malam dikarenakan listrik yang dipakai warga hanya berupa genset yang dimana setiap pukul 10 malam dipadamkan sampai tiba waktu magrib. Hal tersebut dikarenakan belum masuknya listrik kepulau karampuang padahal banyak warga yang berdomisili di pulau tersebut.

Lima belas menit sebelum pukul 22.00 WITA kami sudah meninggalkan rumah warga dan bergegas menuju camp, seperti malam-malam sebelumnya kembali terdengar suara-suara aneh di camp saat kami akan beristirahat membuat kami cepat tidur untuk melewati malam tersebut.


Rabu, 17 Desember 2014


Hari ini kami tidak mempunyai agenda menyelam dikarenakan tabung belum datang sehingga kami meluangkan waktu untuk kerja bakti berupa pembersihan villa dekat tempat camp, karena masih penasaran tenang mitos sumur jodoh yang dimana jika kita meminum air sumur tersebut maka kita akan berjodoh dengan warga setempat dan katanya referensi dari internet yang kami baca sumur tersebut memilki 3 rasa yakni asing, tawar, dan manis.

Tepat pukul 10.00 WITA selepas kerjabakti Kamipun kembali mengelilingi Pulau Karampuang untuk menemukan sumur tersebut dan ingin membuktian apakah betul sumur tersebut memiliki 3 rasa, ternyata betul apa yang dikatakan warga sebelumnya bahwa sumur tersebut berada agak jauh dari lokasi camp membutuhkan kurang lebih 3 jam sehingga kami baru sampai ditempat yang dimaksud setelah melewati beberapa desa, sumur tersebut berada di Karampuang 1 sekitar 5 km dari tempat camp kami yang tempati di Dusun Ujung Bulo.
Ternyata sumur yang dimaksud memiliki 3 lubang dimana setiap lubang memiliki rasa yang berbeda-beda, yakni asing, tawar dan payau. Beberapa dari kami meminumnya tanpa menghiraukan dan tidak mempercayai mitos daerah tersebut namun kami tetap menghormati kepercayaan warga tentang mitos tersebut yang sudah mendarah daging bagi mereka.

Pukul 16.00 WITA kami sudah kembali ke camp dan langsung beristirahat karena kelelahan dari perjalanan jauh, selepas shalat isya yang dijamak dengan shalat magrib kami sempatkan untuk sedikit mengerjakan laporan akhir dengan menulis kronogis kegiatan yang ditulis oleh Ahmad Yani, isi dari kronolis kegiatan tersebut bercerita tentang kegiatan kami selama melakukan Ekspedisi.

Selain itu juga kami sedikit bercerita satu sama lain bagaimana suka dan duka perjuangan tim kami hingga bisa terlaksananya ekspedisi yang membuat kami kadang merenung dan kadang tertawa lepas.Kami baru bisa beristirahat pada pukul 24.00 WITA setelah merampungkan dan menyelesaikan kronolis kegiatan, malam ini kami begadang mengingat besok tidak ada agenda menyelam.


Kamis, 18 Desember 2014


Saat kami kembali membersihkan area camp ditemukan sebuah kapal kecil berkapasitas dua orang yang masih layak untuk digunakan, kamipun menggunakannya memancing ikan untuk memanfaatkan waktu luang, dengan menggunakan alat mancing yang sudah disiapkan sebelumnya Alhamdulillah banyak ikan yang kami dapatkan, Risman yoioga yang sudah terbiasa memancing dikampungnya menunjukkan kehebatannya, ditemani rekan satu tim yakni Wahyu Ahmad mereka seharian di lautan memancing.

Malam hari seperti biasa kami berkunjung kesalah satu rumah warga yang sudah akrab dengan kami, selain kami mengecas HP kami juga menyempatkan untuk menonton berita terkini, sangat miris hati kami saat melihat berita tentang longsor yang terjadi dibanjar negara dimana banyak warga setempat yang tertimpa longsor dan meninggal dunia. Dimana ternyata dari para pakar sudah mengingatkan kepemerintah tentang bahaya yang mengancam daerah tersebut namun pemerintah seakan acuh tak acuh.


Sebagai bagian dari Mahasiswa Pecinta Alam seharusnyalah kita merasa empati atau peduli dengan bencana alam tersebut minimal kita mengirimkan doa kepada saudara kita yang tertimpa bencana agar senantiasa diberi kesabaran dan yang telah meninggal agar amal ibadahya diterima disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Seperti biasanya kami pamit pulang sebelum pukul 22.00, dalam perjalanan pulang kami menyempatkan mencari kalomang sejenis binatang kecil yang bagus dijadikan umpan untuk memancing mengingat besok kami tidak memiliki agenda menyelam maka kami putuskan akan kembali meluangkan waktu untuk memancing esok harinya.


Setiba ditempat camp kamipun memasak ikan pancingan Risman yoiyoga, ikan yang berukuran sedang lumayan banyak cukup untuk makan malam, sehingga sedikit menghemat logistik yang kami bawa. Tidak banyak aktifitas yang kami lakukan sehabis makan malam, Hujan yang lebat membuat kami cepat untuk beristirhat.


Jum’at, 19 Desember 2014


Hari ini seharusnya semua kegiatan ekspedisi sudah selesai dan harus kembali kemakassar namun tabung juga belum kunjung datang maka kami menginformasikan kepada pengurus dan tim SAR Mapala UMI tentang hal tersebut dimana kami meminta perpanjangan waktu selama 2 hari sebelum kembali ke Makassar. Mengingat hari ini dalah hari jum’at maka sebagai seorang muslim kami menyempatkan shalat jum’at disalah satu masjid terdekat, sama dengan rumah warga pada umumnya mesjid tersebut menggunakan genset sebagai sumber energi listrik.


Tidak banyak yang kami lakukan hari ini selepas shalat jum’at secara berjama’ah kami hanya jalan-jalan disalah satu dermaga, disana kami beristirahat sejenak dibawah pohon yang begitu besar, hembusan angin sempoi-sempoi membawa kesejukan, suara ombak sesekali terdengar, burung gagak yang menitari dermaga tersebut tak henti-hentinya mengeluarkan suara gemerisik. Sungguh indah ciptaan Allah subhanahu wata’ala.

Pukul 20.00 WITA kapal yang mengangkut tabung tiba didermaga dekat camp, 8 tabung yang terisi penuh kami sewa dari makassar, sengaja kami menyewa 8 tabung untuk penyelaman dua kali guna menambah data terumbu karang dan biota laut. Malam itu setelah breafing sekitar pukul 22.00 kami sudah beristirahat guna menghimpun tenaga karena besok kami akan kembali melakukan penyelaman.


Sabtu, 20 Oktober 2014


Pukul 08.00 WITA setelah sarapan pagi kami bergegas menuju tempat penyelaman, kali ini objek penelitian di tempat kedua dimana tempat tersebut akan mejadi pembanding data dari data yang kami ambil ditempat pertama, ini juga bertujuan untuk menambah data terumbukarang dan biota laut yang tidak terdapat dilokasi pertama.

Jenis Biota laut yang diteliti oleh Anggota tim Diving Karampuang 204

Sekitar 30 menit dari tempat camp dengan menggunakan kapal kami tiba di lokasi penelitian yang berada di sebelah utara dermaga umum yang sering kami kujungi, jika dengan berjalan kaki akan memakan waktu kurang lebih 45 menit dari tempat camp. Di lokasi kedua tempatnya cukup ekstrim dari kedalam 2 meter tiba-tiba terdapat palung yang cukup dalam, kali ini anggota tim yang melakukan penyelaman adalah Mustafid Jibril, Wahyu Ahmad, dan Risman Yoiyoga sedangkan Ahmad Yani, Abdul Kadir dan Shalahuddin berisiap diatas untuk menolong jika terjadi kecelakaan dalam penyelaman.

Tim penyelam meneliti sampai dikedalaman 27 meter, dari penyelaman tersebut banyak didapatkan data terumbu karang dan biota laut yang didokumentasikan denga kamera under water. Sekitar 30 menit Tim penyelam sudah muncul kepermukaan, dari keterangan penyelam bahwa dibawah tepat palung memiliki semacam tangga, dimana sekitar 2 meter lansung tiba-tiba masuk ke kedalaman 10 meter dan dari sepeuluh meter langsung 27 meter dan kondisi dikedalaman 27 meter sudah dalam keadaan gelap dimana intensitas cahaya sangat sedikit.

Pukul 10.00 WITA kamipun menghentikan penyelaman dan kembali ketempat camp, ditempat camp setelah ahmad yani memasak timpun makan siang pada pukul 13.00 dilanjutkan dengan istirahat sampai pukul 16.00.


Karena tabung masih terisi banyak maka pada pukul 16.00 kami melakukan fun dive yakni menyelam bebas di sekitar lokasi pertama, dan pengibaran bendera MAPALA UMI didalam laut, ini dilakukan karena data yang telah ada dianggap sudah cukup untuk membuktikan hasil dari kegiatan ekspedisi kami dan data yang sudah didokumentasikan sudah mewakili jenis karang dan biota laut apa yang ada dipulau Karampuang.

Anggota Tim Diving membentangkan bendera Mapala UMI di dasar laut

Dalam fun dive tersebut kami tetap mendokumentasikan semua karang dan biota laut yang kami temui untuk data pendukung. Setelah semuanya sudah puas melakukan fun dive kamipun kembali ketempat camp untuk bersiap-siap kembali kekota mamuju.


Matahari sudah terbenam tanda magrib telah masuk, senja diufuk barat menambah keindahan pulau karampung dari kejauhan, tidak terasa kami sudah berada dipulau tesrsebut selama 8 hari, deru ombak yang diterjang kapal membuyarkan lamunan kami saat kembali ke kota Mamuju.

Anggota Tim Diving meniggalkan Pulau Karampuang, menuju Kab. Mamuju, Sulbar

Alhamdulillah akhirya kami dapat menyelesaikan kegiatan penelitian terumbu karang dan biota laut dengan kondisi tim dalam keadaan sehat wal afiat. Setiba di rumah salah satu anggota tim yakni Abdul Kadir kami langsung mencuci alat selam dengan menggunakan air tawar sebelum kami beristirahat.

Ahad, 21 Desember 2014


Sesuai dengan perubahan jadwal hari ini kami akan kembali kekota Makassar namun kami masih memiliki tanggung jawab menyelesaikan Laporan keuangan tim kami disalah satu Lembaga pemerintahan yang menjadi salah satu sponsor kegiatan Ekspedisi penelitian Terumbu Karang dan Biota Laut dipulau karampuang. Kamipun meminta penambahan waktu selama 3 hari kepada pengurus dan tim SAR Mapala UMI untuk meyelesaikan Laporan keuangan tersebut.


Kamis, 25 Desember 2014


Selama 3 hari mengerjakan laporan keuangan tim,  akhirnya kami bisa menyelesaikannya tepat waktu, selain mengerjakan laporan keuangan kami juga mengerjakan laporan akhir untuk persiapan Persentase hingga yang tersisa tinggal pengolahan data dan pengelompokan jenis terumbu karang dan biota laut.


Tepat pukul 19.00 WITA setelah pamit dari rumah tempat kami menginap dan pamit kepada senior-senior Mapala UMI yang berdomisili di kota mamuju kamipun menuju tempat perwakilan Bus Bintang Prima dimana yang mengantar kami salah satu dari anggota tim kami yang berdomisili dikota mamuju. Pukul 20.00 WITA bus pun melaju dengan kencang melintasi pegunungan-pegunungan yang sudah menjadi jalan raya, 10 jam kami diatas mobil akhirnya kami tiba sekret Mapala UMI pada pukul 06.00 disambut oleh koordinator departeman Diklat Mapala UMI Makassar.(*/her)


Oleh: Ahmad Yani, Anggota Tim Diving Karampuang 2014

3 komentar:

  1. Do not ask what MAPALA UMI given you but ask what you have given MAPALA UMI .............#MAPALAUMI.....( Slayer Orange Bukanlah Tujuan Utama Tapi Prosesnya)

    BalasHapus