Pendidikan Dasar Mapala UMI 2016 Angkatan 21

Berangkat dari kampus pada Minggu 14 Februari peserta Mapraba 2016 yang berjumlah 91 orang secara resmi dilepas oleh Wakil Rektor III UMI Prof Ahmad Gani di depan Aula Auditorium Aljibra.


Acara pelepasan Mapraba 2016 itu bukan hanya disaksikan oleh ratusan anggota Mapala UMI. Mereka turut disaksikan oleh para kerabat maupun teman dari peserta Mapraba. Dalam acara pelepasan itu tiga tim penomoran dikukuhkan. Mereka dikalungkan slayer orange sebagai anggota penuh.




Tiba waktunya peserta, diberangkatkan siap untuk mengikuti pendidikan dasar dilapangan guna mengaplikasikan materi dasar kepecinta-alaman yang didapat selama mengikuti materi indoor dan simulasi teknik.


Kabupaten Gowa merupakan tujuan pendidikan dasar Mapala UMI Makasaar tepatnya di desa Tombolopao. Didesa ini diawali tahap observasi dan orientasi mengenali medan. Kali ini panitia Mapraba memilih puncak gunung lokasi bermain peserta untuk mengaplikasikan materi navigasi. Selama tiga hari mereka berjalan start dari Desa Tombolopao pada Senin 15 Februari 2016 menuju puncak yang memiliki ketinggian sekitar 1200 Mdpl.


Dalam perjalanan di alam bebas mereka dibagi menjadi15 tim. Tiap tim didalamnya terdapat tujuh sampai delapan orang. Melewati pegunungan, sungai dan medan yang curam mengajarkan mereka arti kebersamaan dan kekompakan tim. Mereka tabah dan tangguh. Secara alami alam lah yang akan membentuk karakter mereka sebagai pribadi yang tabah dan tangguh menghadapi cobaan di alam terbuka.

Pendidikan dasar Mapraba 2016 kali ini, selama diperjalanan dipantau langsung oleh angkatan paling senior yang ikut jalan. Ikut jalan full mendampingi peserta hingga di titik finish adalah Kanda Amal angkatan Gelegar Alam (GRL) 2001.



Dihari ke-5 tiba saatnya mereka mengaplikasikan materi survive.  Pendidikan dasar pada kegiatan outdoor ini benar-benar murni dari seleksi sang alam. Itu terbukti pada saat mereka mencoba mengaplikasikan materi Survive selama 4 hari. Peserta dilepas dengan bekal seadanya, materi ini mengajarkan untuk memanfaatkan tumbuhan atau pun hewan yang layak di komsumsi guna mengajarkan cara bertahan hidup di alam liar.




Hari berikutnya dari pendidikan out door Mapala UMI tepatnya Rabu 24 Februari peserta memasuki sebuah perkampungan namanya Bawaleang. Bawaleang adalah camp pelatihan dasar Mapala UMI sejak tahun 80-an. Panitia memilih Bawaleang sebagai lokasi untuk pengaplikasian susur gua. Kemudian tahap praktik pemanjatan tebing di Jatia. Hingga teknik penyebrangan di Sungai masih di lokasi yang sama.



Peserta pendidikan dasar tersisa 72 peserta dari 91 peserta yang berangkat mengikuti pendidikan outdoor Mapala UMI. Di Biseang Labboro yang tak jauh dari lokasi pemanjatan Jatia para senior sudah ada yang berdatangan untuk menyambut peserta. Penuh semangat dan bahagia yang tiada ujungnya, begitu pula dengan para peserta yang sudah tidak sabar lagi untuk menggenggam erat kebersamaan dalam lingkaran persaudaraan Mapala UMI.

Tiba waktu yang paling dinantikan peserta adalah pengukuhan sebagai anggota muda. Secara resmi ke 72 peserta di kukuhkan di Kolam Air Mata Bislab. Tak terasa tangispun pecah, bahagia, dan semangat menyelimuti kolam air mata Biseang Labboro.



Kedamaian abadi nan hakiki. Pecahlah tangis mengingat saudara seperjuangan yang gagal sebagai peserta selama pendidikan. Membuat sebagian peserta yang bertahan memahami arti sebuah persaudaraan dan saling memiliki satu sama lain.

Namun kebahagian adalah menjadi tameng kehidupan mereka untuk terus berkarya demi Mapala UMI Makassar sebagai pemegang tongkat estafet organisasi. Sebagai anggota muda mereka wajib mengikuti pengembangan dan pendalaman materi di Titik Nol Mapala UMI Makassar.

Jadilah Mahasiswa yang lebih dari biasanya... angkatan 21

Oleh: Nunung Haerani "Angkatan Riuh Bahana" (RBH)

1 komentar: