Milad ke-33 Tahun Mapala UMI “Jiwa-Jiwa Abadi”

Sejak resmi berdiri pada 23 Oktober 1981 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapala UMI Makassar menjadi hari paling bersejarah bagi organisasi pencinta alam tertua di Indonesia Timur itu. Kini usianya memasuki yang ke-33 Tahun. Semangat jiwa yang tetap berkobar hingga di usia 33 tahun Mapala Umi Makassar hingga saat ini masih eksis dan tetap jaya…!!!

saat pemotongan nasi tumpeng
Dari berbagai jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh panitia pelaksana, ialah salah satunya malam renungan yang merupakan tradisi perayaan milad di internal Mapala UMI Makassar disetiap tahunnya.

Malam renungan yang diselenggarakan di halaman gedung Auditorium Al-Jibra Kampus Universitas Muslim Indonesia dihadiri oleh anggota Mapala UMI Makassar dari berbagai angkatan. Serta beberapa senior yang dituakan baik yang berada di Makassar ataupun yang berada diluar Sulawesi turut menyempatkan hadir di malam renungan milad ke-33 tahun Mapala Umi Makassar.


lingkaran persaudaraan menyambut milad
Detik-detik pergantian waktu, seluruh anggota Mapala UMI membentuk lingkaran persaudaraan di halaman Auditorium Al-Jibra, saling merangkul mengelilingi api unggun. Selain itu ada juga cahaya pelita yang membentuk angka 33 tahun Mapala Umi Makassar di dalam lingkaran.
cahaya pelita yang membentuk angka 33 tahun
Rangkain acara malam renungan itu diisi dengan sambutan dari dua  senior yang tuakan, (kakanda Arif Saleh, Angkatan Serigala dan Haerul Saleh Hakim, Angkatan Macan). Setelah sambutan dari kedua senior itu, seluruh anggota Mapala UMI menyanyikan mars Mapala UMI Makassar.

“Angka 33 itu sangat mempunyai banyak makna dan unik, berzikir 33 kali, angka ini sangat fenomenal di tahun ini. Dimana saat ini usia Mapala UMI memasuki yang ke-33 tahun. Semoga dengan temanya Jiwa-Jiwa Abadi” ucap dalam sambutannya.

seluruh anggota saat mendegarkan sambutan
Pemotongan nasi tumpeng juga mengisi acara malam renungan itu, tiga putri Mapala UMI dari angkatan Riuh Bahana membawa nasi tumpeng ke tengah-tengah lingkarang. Kemudian tiga dari perwakilan dipersilahkan masuk ke dalam lingkarang untuk memotong nasi tumpeng, masing-masing yaitu ketua Mapala UMI, Armansyah, Kakanda Andjar angkatan Harimau, dan Kakanda Arief Saleh, angkatan Seigala.

pemotongan nasi tumpeng

pemotongan nasi tumpeng
Juga ada wejang-wejangan motivasi dan semangat dari senior yang dipimpin oleh Kakanda Haerul Saleh Irawan, angkatan Macan untuk seluruh anggota Mapala UMI yang hadir saat itu. Rangkaian acara yang terakhir yaitu doa bersama yang dipimpin oleh Rahmat Kadir angkatan Riuh Bahana. Serta kiriman doa kepada anggota Mapala UMI Makassar yang telah mendahului. Dan sebagai penutup, malam renungan itu ditutup dengan saling jabat tangan, rangkulan saling memaafkan sesama anggota mau yang muda atau yang tua.

fenomena api unggun


“Diselenggarakannya kegiatan ini guna menjalin silaturahmi sesama anggota , bagaimana Mapala Umi kedapan agar lebih baik dan tetap jaya,” ujar Rifai selaku ketua panitia milad.


Acara Ceremonial di Pinus Lembanna

Jumat 24 oktober 2014 Titik Nol Mapala UMI Makassar para panitia bersiap menuju lokasi acara ceremonial milad 33 Mapala UMI Makassar di desa terakhir Lebanna, Malino Kabupaten Gowa. Sesampainya  disana mereka kemudian menggelar bersih-bersih di Desa Lembanna, pengadaan tempat sampah, dan sosialisasi mengenai dampak dan pemanfaatan olahan sampah organik.

Sabtu 25 oktober 2014 pukul 07.00 panitia bergegas menuju lokasi pembersihan dan pengadaan tempat sampah di desa lembanna kabupaten gowa,di awali  dengan berdoa. Dimana dikawasan ini banyaknya sampah yang ditinggal oleh para pendaki tidak pada tempatnya, lokasi pembersihan dan pengadaan tempat sampah dilakukan ditempat umum seperti mesjid, sekolah, rumah warga(tata).
bersih-besrsih samaph di area jalan
Kemudian panitia bergeser ke titik start yang biasa dilalui para pendaki menuju gunung bawakaraeng dan lembah ramma, sosialisasi lingkungan diadakan secara sederhana secara langsung kepada warga setempat dimana panitia melakukan pembersihan dan pengadaan sampah sambil bercerita santai kepada masyarakat setempat.

para panitia mengangkat sampah

Dengan bahasa yang mudah mereka mengerti maksud dari sosialisasi ini adalah agar masyarakat setempat mengetahui dampak dari sampah apalagi dirumah-rumah warga sering ditemui banyak sampah yang ditinggal oleh para pendaki. Agar masyarakat mengerti dengan solusi memberitahukan kepada pendaki  agar membuang sampah pada tempat yang telah disediakan demi kesehatan yang tidak mencemari lingkungan.

Selain pembersihan desa lembanna,pengadaan tempat sampah dan sosialisasi mengenai dampak kerusakan lingkungan juga pemanfaatan sampah daur ulang, adapun  rangkaian acara ceremonial milad 33 tahun Mapala UMI bersama senior-senior Mapala UMI.

Yaitu malam harinya rangkaian acara ceremoni disisi dengan berdiskusi. Hangatnya api unggun kebersamaan dinginya riuhnya  angin pinus malam ini, selingan petikan gitar nostalgia, tawa lepas diselingan perbincangan mereka. Semangat yang takkan serat yang akan tetap berkobar. tiga yang mereka  miliki berkarakter, sabar dan berani.

Oleh: restiMangalatung

2 komentar: