Tradisi budaya penduduk di
Desa limbuang yang sangat terkenal adalah Maccera To Manurung. Kegiatan ini
berlangsung hampir setiap tahun pada bulan September atau Oktober setelah panen
berhasil dengan memotong ratusan ekor ayam dan seekor kerbau wujud rasa syukur.
Maccera To Manurung dilaksanakan untuk mengenang leluhur mereka To Manurung
yang diyakini masayarakat setempat datang dari kahyangan akhirnya menghilang
dan meninggalkan bajunya. Pada prosesi ini dilakukan prosesi pencucian baju To
Manurung.
Pada acara ini seluruh masyarakat berkumpul di
balai desa, membakar dupa dan membunyikan alu dan Mappadendang. Setelah
itu masuk tokoh pemuka adat diiringi dengan bunyi gendang. Pemuka adat di
daerah ini adalah Ambo Dia. Setelah masuk, dan melafal sajo’ untuk para
masyarakat yang dalam Sajo'nya Ambo Dia, antara lain mengatakan adat
mengajarkan kita untuk terus saling tolong menolong, bantu membantu dan
nasehat-menasehati.
Setelah itu, Tari Pa'jaga sebagai prosesi kedua yang dilakukan dimaksudkan untuk menjaga Tombak dan Simbol baju To Manurung (Pendahulu Limbuang) yang sudah disucikan setelah diarak ke Buttu (Gunung) Limbuang tempat yang diyakini warga desa limbuang sebagai tempat awalnya To Manurung muncul.
Selain tradisi Maccera To Manurung yang masih terjaga di daerah ini, semangat gotong royong juga masih melekat di masyarakat desa Limbuang. Ini terlihat dengan diadakannya kerja bakti setiap Sabtu dan Minggu untuk membersihkan desa. selain itu, setiap ada yang panen mereka juga berbondong-bondong untuk membantu warga yang panen.
Setelah itu, Tari Pa'jaga sebagai prosesi kedua yang dilakukan dimaksudkan untuk menjaga Tombak dan Simbol baju To Manurung (Pendahulu Limbuang) yang sudah disucikan setelah diarak ke Buttu (Gunung) Limbuang tempat yang diyakini warga desa limbuang sebagai tempat awalnya To Manurung muncul.
Selain tradisi Maccera To Manurung yang masih terjaga di daerah ini, semangat gotong royong juga masih melekat di masyarakat desa Limbuang. Ini terlihat dengan diadakannya kerja bakti setiap Sabtu dan Minggu untuk membersihkan desa. selain itu, setiap ada yang panen mereka juga berbondong-bondong untuk membantu warga yang panen.
Penulis: Ika Suryani Ilman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar